Daisypath Anniversary Years Ticker
Lilypie Kids birthday TickerLilypie Kids birthday Ticker


Jumat, 26 Juni 2009

Resto 4 Weekend... Di mana yaa..?

Tadi baca inbox fb ada message di bawah ini, aduh harus semakin berhati-hati dalam memilih makanan dan tempat makan.

Resto 4 Weekend... Di mana yaa..?


Dari catatan Alqur'an dan Sunnah Pelitaku

Renungan Ayat
“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

Tentulah kita gembira ketika week end tiba, kita biasa hanging out bersama keluarga, bersama teman, dengan pacar...hhmm jangan dulu dech yah...kan ada waktunya nanti setelah nikah.
Banyak restaurant favorit, cafe baru dsb yang akan kita kunjungi. Tidak salah kalau ada saran untuk berhati-hati memilih restaurant, cafe, warung nasi atau apa saja. Minimal restaurant itu sudah ada sertifikat Halal MUI.
“Loh kenapa?? Kan kata pelayannya halal !!! Kalau memang halal kenapa kok susah amat nempelin sertifikat halal dari MUI kalau memang halal !!!.
Ataupun masa ada label “Halal” dibuat sama pemilik restaurant yang pemiliknya Non Muslim lagi??? Apa dikira yang haram itu hanya itu-itu saja????
Sekedar pengalaman sekali waktu saya pesan onion ring dari salah satu resto terkenal. Kemudian saya tanyak ini dibuatnya gimana sih? Kok kering banget?
.. Oohh ini, kata pelayannya...bawang Bombay ini dicelupkan dalam bir, kemudian di goreng jadi renyah kayak gini!! Masya Allah..
Banyak dessert yang menggunakan minuman beralkohol seperti Bourbon, wine dll.
Kebetulan lagi dengan mata kepala saya sendiri ada botol Ang Cuy di Warung Sea Food pinggir jalan…dan kebetulan lagi pemiliknya pake Jilbab…Jadi harus bagaimana?? Makan saja karena pemiliknya pake Jilbab??? Atau kita yakin bahwa Ang Cuy itu dipake untuk mengoreng ikan agar kering atau dibakar supaya renyah dan itu pasti haram???
Kan Ang Cuy itu kalau digunakan memasak aromanya langsung hilang dan tidak berbau. Tapi yah kan masih ada didalamnya alkohol????
Sekali waktu saya mau pesan nasi goreng di pinggir jalan, saya tanya, pa
“ Pak, nasi gorengnya pake Ang Cuy nggak??? Dia jawab nggak pak, yang pake cuman Cap-Cay aja…!!!!!

Kok Gitu Amat Seeh!!!

Lah kok segitu amat sih...ngak apa-apa kan cuman makan dikit. Oh Begitu!! Kira-kira kalau kita makan makanan haram, apa itu tidak berdampak dalam hidup kita!! Apa tidak menpengaruhi kebahagiaan kita!! Sebuah hadist menyebutkan:

“ Kemudian beliau bercerita (tentang) seorang pengelana yang sedang dalam perjalanan panjang, (badanya) lusuh lagi berdebu. Dia (berdoa) sambil mengangkat kedua tangannya ke langit sambil berkata, Ya Rabbi! (Tuhanku), Ya Rabbi! (Bagaimana mungkin doanya dikabulkan) makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannyapun dari yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)

Yang intinya sebagai berikut, “Bagaimana mungkin doanya terkabul sedangkan dia makan yang haram????
Itu dia ternyata,, kesulitan hidup, susah, murung, ngak happy, nggak jelas tujuan hidup...dsb ternyata juga diakibatkan ulah kita juga yah...termasuk nggak memperhatikan apa yang kita makan.
Jadi gimana donk...Saya kan nggak tahu..!!
Sekarang kita sudah tahu dan wajib mencari tahu apa yang hendak dimakan. Sertifikat Halal MUI jelas menjadi tanda kategori halal atau tidaknya restaurant kita.
Saya banyak melihat ibu-ibu berjilbab di restaurant terkenal yang namanya dimulai dari huruf SO…….RIA yang tidak menyertakan sertifikat Halal MUI, dan mereka sedang menyantap Kwee Tiau atau nasi goreng. Kenapa ngak nanya-nanya gitu loch!!!Saya tahu persis bahwa restaurant itu memakai Ang Cuy...karena saya pernah menayakan langsung pada Chef-nya...Dia bilang: Nggak pake juga bisa kok!!
Masalahnya katel yg dipake masak sebelumnya sudah banyak dilumuri Ang Cuy, meskipun nggak pake juga kira-kira apa jadi halal???.
Yah gimana yah !!! Masa sih setiap mau makan harus nanya dulu!!
Yah semuanya tergantung kita. Apa yang kita lakukan, apapun bentuknya, pastilah berdampak pada kita pula. Pemahaman agama tidak akan menghampiri kita, dia tidak akan datang setiap hari ke rumah kita, dan pastinya kita yang harus mendekat padanya. Allah tidak datang pada kita..Kitalah yang harus terus mencoba, mencoba dan trus mencoba mendekatinya.
Enak kan perut jauh dari yang haram., hati tenang, tentram, kehidupan harmonis, keluarga bahagia, ketika ada masalah banyak solusi, hati penuh syukur...!!
Ternyata semuanya terwujud dari hal kecil, tenyata juga kehidupan tercermin dari sikap kita pula yah!!

Yah Gimana Nggak Tahu Sih Kalo Kagak Halal!!!

Mencari yang halal adalah kewajiban kita, artinya kita harus, harus dan kudu mencari tahu. Apa mungkin list resto yang Halal menurut MUI datang ke rumah kita via pos???
Atau ada ustdaz berdiri di setiap pintu masuk resto-resto kemudian bilang,..
” Maaf yah ini halal…ini nggak halal…..???
Terus apa peduli pemilik restaurant dosa atau nggak kalau kita makan padahal yang kita makan ada zat haramnya??
Coba cek aja banyak toko kue yang tidak menempelkan sertifikat Halal MUI, pasti ada kue yang dicampur dengan Rum (sejenis minuman keras), Borboun dll. Wong anak saya aja kelas TK Islam waktu ada temannya ulang tahun kue nya berbau Rum….
Wah itu kan cuman zat perasa aja….artinya Rum boong-boongan…Apa saya harus cek ke Toko Kuenya dan lihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa Rum nya cuman perasa saja?? Bukankah itu yang disebut Syubhat.
Yah saya mah berbaik sangka aja kalo resto nya pasti halal
Aduh maaf yah masalah Halal Haram nggak ada istilah baik sangka atau buruk sangka.
Tanya-Selidiki-Lihat Halal MUI-Baru Makan

STOP..Ini Untuk Anda…!!

seorang penulis mengatakan:
Berceminlah pada diri sendiri setelah membaca tulisan ini, bahwa tulisan ini untuk anda, bukan untuk orang lain. Anggap orang lain lebih baik di hadapan Allah Swt dari pada kita sendiri.”
Artinya jangan ukur apapun yang kita baca, kita dengar dengan orang lain. Satu waktu ada seseorang yang bernama Al-Mazini, seorang ahli ibadah yang sedang wukuf di Arafah. Dia berguman, “ Andai aku bersama mereka, pasti aku akan mengatakan bahwa Allah telah mengampuni mereka.” (Maksudnya dia merasa lebih rendah dibanding orang lain meskipun ia ahli ibadah dan zuhud).
“ Memang seharusnya begitu hamba Allah itu, ia harus menganggap dirinya lebih rendah dari orang beriman lainnya.” “ Begitu menurut adz-Dzahabi.

Ayo kita mulai berakhlak, tidak perlu komentar apapun yang ditujukan kepada orang lain,
Ayo jadikan hidup kita penuh makna, penuh rahmat,
Sebarkan tulisan ini kepada siapa saja, jadikan diri kita ladang rahmat dan amal, niscaya hidup penuh berkah!!
Mohon maaf saya tidak tahu mana makanan halal atau tidak, karena saya tidak tahu,
Jaga hati dan perut kita

Yuk Kita Belajar Fikih..Imam Malik, pendiri mahzab Maliki pernah berujar:
Orang belajar Fikih Tanpa belajar Zuhud/Akhlak Fasiq (sering melakukan dosa kecil)
Orang belajar Zuhud/Akhlak tanpa belajar Fikih Zindik (banyak melakukan maksiat)
Semoga bermanfaat
Wassalam

Kang Ackmanz

Tidak ada komentar: