Susu bukan Minuman Wajib (setelah 2 tahun)

Ada yang menanyakan perlu tidaknya susu setelah anak 2 tahun di milis Gizi BayiBalita, dan berikut ini jawaban Pak Wied Harry

==================================================================
Banyak yang menganjurkan memberikan susu cair saja. Alasannya, susu cair lebih
pendek rantai prosesingnya, sehingga nutrisinya tidak terlalu banyak yang rusak.
Kalo itu pilihannya, bisa susu pasteurisasi. Biasanya dijual dengan label "fresh
milk" (meskipun ini sebenarnya bukan fresh milk beneran alias susu perah segar).
Susu pasteurisasi butuh penyimpanan khusus dalam lemari es. Kalau mau diberikan
pada si kecil, bisa dihangatkan sebentar hingga suhunya kira-kira sama dengan
suhu tubuh (bukan dipanaskan ya, apalagi sampai mendidih). Kalau lagi
jalan-jalan, bisa pilih susu UHT. Pilih yang plain/putih atau cokelat, untuk
meminimalkan asupan food additives.

Namun menurut saya, bukan soal susu mana yang sebaiknya diberikan. Tapi
terpenting kita pahami adalah (1) setelah usia 2 tahun, tubuh kita tidak lagi
memproduksi enzim yang bisa membantu mencerna susu sapi, (2) susu sulit dicerna,
karena mengandung karbohidrat-protein-lemak dalam jumlah sama-sama tinggi, (3)
meskipun susu mengandung kalsium tinggi, tapi tubuh kita tidak memerlukan
sebanyak itu, (4) kalsium lebih mudah diserap pada kondisi basa/alkali,
sementara susu banyak mengandung protein yang akan mengubah susu (dalam tubuh)
menjadi pembentuk asam, sehingga kandungan kalsiumnya sulit diserap, (5) nutrisi
susu sebagian besar adalah nutrisi sintetis yang sengaja ditambahkan, (6) susu
bukanlah segala-galanya, karena nutrisinya terdapat dalam beragam bahan makanan
alami. Jadi, setelah si kecil usia 2 tahun, susu bukan lagi "minuman wajib"
seperti yang kita persepsi selama ini. Berikan hanya sebagai fun. Artinya, ortu
sudah harus mewajibkan dirinya membuat menu makanan harian yang sehat alami,
bergizi, beragam, dan berimbang.