Daisypath Anniversary Years Ticker
Lilypie Kids birthday TickerLilypie Kids birthday Ticker


Kamis, 28 Mei 2009

Susu UHT

Tadi baca di Kompas ada link ini, ya secara masih banyak orang -baca ortu- yang masih meragukan susu UHT dan begitu mengagung-agungkan susu bubuk (apalagi merk terkenal-impor, mahal pula-yang katanya mengandung AA, DHA, dll).

Saya copy paste aja deh

Mengapa Susu Segar Lebih Baik?
Susu segar tidak kehilangan manfaat gizinya.
Rabu, 27 Mei 2009 | 19:07 WIB

KOMPAS.com - Masih ingatkah Anda tentang slogan "4 Sehat 5 Sempurna"? Slogan ini sekarang lebih populer dengan istilah "gizi seimbang", dimana tubuh memerlukan asupan yang mengandung lima kelompok gizi dengan jumlah seimbang (tidak lebih dan tidak kurang). Kelima zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein, dan lemak (zat gizi makro), serta vitamin dan mineral (zat gizi mikro). Kelebihan atau kekurangan zat gizi tersebut akan menimbulkan masalah gizi. Penduduk Indonesia, menurut penelitian Bank Dunia tahun 2006, memiliki masalah zat gizi makro, mikro, maupun obesitas.

Kemungkinan besar, masalah gizi ini kerap dihadapi karena ketidaktahuan kita bahwa komposisi zat gizi dalam setiap jenis makanan ternyata mengandung kelebihan dan kekurangan. Makanan tinggi karbohidrat, misalnya, ternyata kekurangan vitamin dan mineral. Makanan kaya vitamin C, ternyata kekurangan vitamin A. Padahal, zat gizi ini saling tergantung satu sama lain. Contohnya, vitamin A perlu lemak sebagai pelarut dan pengangkut. Vitamin C diperlukan untuk penyerapan zat besi. Karena itu, untuk memenuhi semua zat gizi tersebut, sebaiknya kita mengonsumsi berbagai variasi makanan.

Susu, ternyata telah memiliki zat gizi yang lengkap, yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, D, E, K, dan C, serta berbagai mineral seperti kalsium, kalium, fosfor, besi, seng, dan magnesium. Sebagai gambarannya, susu bubuk yang sering kita minum (takaran 5 sendok makan), mengandung 110 kalori, 7 gram protein, 9 gram karbohidrat, dan 7 gram lemak. Kandungan zat gizi ini sama seperti jika Anda mengonsumsi 1 gelas (200 gram) susu sapi, 5 sendok makan susu kedelai bubuk, atau 1 gelas (200 gram) yoghurt.

Produksi susu saat ini telah disesuaikan kebutuhan manusia yang berbeda-beda. Wanita hamil, misalnya, membutuhkan susu berkalsium tinggi dan asam folat karena sekaligus untuk pembentukan tulang dan mencegah cacat otak pada janin di dalam kandungan. Pria yang sedang mengolah tubuh perlu susu tinggi protein untuk pembentukan massa otot. Kaum vegetarian murni bisa mengonsumsi susu kedelai yang juga kaya protein. Bila Anda takut gemuk, bisa memilih susu skim (tanpa lemak). Artinya, kandungan zat gizi dalam susu bisa ditambah atau dikurangi untuk menyesuaikan kebutuhan konsumen.

"Saat ini semua jenis susu sudah tersedia, dan mudah didapat. Jadi, kita bisa memilih susu yang sesuai kebutuhan kita," demikian menurut dr. Ina Hernawati, MPH, Direktur Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan, di Hotel Gran Melia Jakarta, Selasa (26/5) lalu.

Mengapa susu segar UHT menjadi pilihan?

Kurangnya kesadaran kita akan manfaat susu, mahalnya harga susu, serta produksi susu nasional yang hanya dapat memenuhi kebutuhan konsumsi susu sebesar 23,45% atau 2,19 kg per kapita tiap tahun, menjadi penyebab mengapa Indonesia masih jauh tertinggal dalam konsumsi susu. Data Tetra Pak Indonesia (perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan cair) tahun 2008 menyebutkan, rata-rata orang Indonesia hanya minum 10 liter/kapita per tahun (sekitar 55 gelas). Bandingkan dengan Malaysia, yang mengonsumsi 30 liter/kapita per tahun, atau Vietnam yang mencapai 12 liter/kapita per tahun.

Menyadari kekurangan ini, Tetra Pak sejak 2004 lalu telah mendukung Kampanye Minum Susu. Bersama Departemen Pertanian, Tetra Pak mencanangkan Hari Susu Nusantara pada 1 Juni 2009. Tetra Pak menyarankan agar masyarakat mengonsumsi susu segar, dimana kandungan zat gizinya tidak ditambah atau dikurangi, dan belum mendapat perlakuan apa pun.

Bila dilihat dari cara pembuatan dan pengolahannya, terdapat enam macam susu:

* Susu segar, yaitu ASI dan non ASI (susu sapi, kambing, kerbau) yang diperoleh dengan pemerahan yang benar. Susu segar hanya dapat bertahan 4 jam setelah pemerahan. Selain itu, susu segar juga sulit didapat.

* Susu pasteurisasi, yang dipanaskan dengan suhu 63-72°C selama 15 detik untuk membunuh bakteri patogen, namun tidak membunuh bakteri dan mikroorganisme lain. Karena itu, susu jenis ini dapat menyebabkan mikroorganisme terus hidup, terutama jika susu sudah terpapar udara. Susu yang biasanya dikemas dalam karton atau gelas plastik ini hanya bertahan 3-7 hari.

* Susu steril, dipanaskan dengan suhu 121°C selama 15-20 detik untuk membunuh semua bakteri. Susu yang biasanya dikemas dalam kaleng atau botol plastik ini bisa bertahan hingga 1 tahun.

* Susu UHT (Ultra High Temperature), yang dipanaskan dengan suhu 135-145°C dalam waktu 2-5 detik saja, lalu didinginkan kembali dengan suhu ruangan. Susu yang biasanya dikemas dalam karton ini membunuh semua bakteri dan mikroorganisme, dan bisa bertahan hingga 1 tahun.

* Susu bubuk, yaitu susu segar dengan atau tanpa campuran zat lain yang lalu dikeringkan. Kelemahannya, susu bubuk membutuhkan teknik pengenceran yang tepat, karena jika tidak (misalnya diseduh dengan air panas) akan kehilangan manfaat mineralnya.

* Susu kental manis, yang biasanya dikemas dalam kaleng, sachet, atau aluminium foil. Susu ini sangat awet, dikarenakan kandungan gula yang sangat tinggi.

Dilihat dari pengolahannya, susu UHT menjadi pilihan terbaik. Karena proses pemanasannya yang singkat, susu UHT sudah terbebas dari bakteri dan segala mikroorganisme lain, namun tidak kehilangan manfaatnya. Kesegaran susu, cita rasa, warna, dan kandungan nutrisinya dapat dipertahankan. Agar tidak terkontaminasi bakteri, susu UHT dikemas dalam aseptic packaging. Tetra Pak melakukan pengemasan enam lapis, terdiri atas: Polietilen yang melindungi kelembaban dari luar; karton yang memberikan stabilitas; lapisan perekat dari polietilen; aluminium foil yang melindungi dari oksigen, rasa, aroma, dan cahaya; adhesive polymer untuk perekat; dan m-polietilen sebagai sealing. Kemasan ini juga ramah lingkungan, karena 74%-nya terbuat dari kertas.

Teknik pengemasan ini melindungi agar susu tetap steril, tidak memerlukan bahan pengawet, dan dapat bertahan hingga 1 tahun tanpa dimasukkan ke lemari es, selama kemasan tidak dibuka. Jika sudah dibuka, susu harus dimasukkan ke dalam lemari es.

Karena sudah berbentuk cair, susu UHT juga lebih praktis dan bisa cepat dikonsumsi. Dengan demikian, Anda pun lebih mudah dalam menjalankan gizi seimbang seperti yang disarankan.


DIN
====================================================================
Tambahan mengenai susu UHT, ini saya copy paste dari berbagai sumber di internet
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Proses UHT: Upaya Penyelamatan Gizi Pada Susu

Sumber : WASPADA Online

Oleh : Prof Dr Ir Made Astawan MS

Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru

dilahirkan. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena

kandungan zat gizinya yang lengkap. Selain air, susu mengandung

protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin

A, C dan D dalam jumlah memadai. Manfaat susu merupakan hasil dari

interaksi molekul-molukel yang terkandung di dalamnya.

Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing sapi sehat dan

bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang

kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan

belum mendapat perlakuan apapun (SNI 01-3141-1998). Dalam prakteknya

sangat kecil peluang kita untuk mengonsumsi susu segar definisi SNI

tersebut di atas. Umumnya susu yang dikonsumsi masyarakat adalah

susu olahan baik dalam bentuk cair (susu pasteurisasi, susu UHT)

maupun susu bubuk.

Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas sekitar

63-72 derjat Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh

bakteri patogen. Susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah

(5-6 derjat Celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari.

Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi

dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian

dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray

dryer atau roller drayer. Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2

tahun dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk dapat

dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full

cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak (partly skim milk

powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk prowder)

(SNI 01-2970-1999).

Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah

menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang

singkat (135-145 derjat Celcius) selama 2-5 detik (Amanatidis,

2002). Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh

mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu

pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai

gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif

tidak berubah seperti susu segarnya.

Proses Susu UHT

Susu cair segar UHT dibuat dari susu cair segar yang diolah

menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat

singkat untuk membunuh seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang

sangat baik.

Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT adalah bahan

baku, proses pengolahan dan pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair

segar adalah

susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi.

Hal ini didukung oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen yang

terintegrasi. Pakan sapi harus diatur agar bermutu baik dan

mengandung zat-zat gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan

bahan-bahan toksis lainnya. Dengan demikian, sapi perah akan

menghasilkan susu dengan komposisi gizi yang baik. Mutu susu segar

juga harus didukung oleh cara pemerahan yang benar termasuk di

dalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis

dengan sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja. Susu segar yang

baru diperah harus diberli perlakuan dingin termasuk transportasi

susu menuju pabrik.

Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar menjadi susu UHT

juga harus dilakukan dengan sanitasi yang maksimum yaitu dengan

menggunakan alat-alat yang steril dan meminimumkan kontak dengan

tangan. Seluruh

proses dilakukan secara aseptik.

Susu UHT dikemas secara higienis dengan menggunakan kemasan aseptik

multilapis berteknologi canggih, Kemasan multilapis ini kedap udara

sehingga bakteri pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas

bakteri

perusak minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan aman untuk

dikonsumsi. Selain itu kemasan multilapis susu UHT ini juga kedap

cahaya sehingga cahaya ultra violet tak akan mampu menembusnya

dengan terlindungnya dari sinar ultra violet maka kesegaran susu UHT

pun akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptik multilapis susu UHT

disterilisasi satu per satu secara otomatis sebelum diisi dengan

susu. Proses tersebut secara otomatis dilakukan hampir tanpa adanya

campur tangan manusia sehingga menjamin produk yang sangat higienis

dan memenuhi standar kesehatan internasional.

Dengan demikian teknologi UHT dan kemasan aseptic multilapis

menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan lama tidak membutuhkan

bahan pengawet dan tak perlu disimpan di lemari pendingin hingga 10

bulan setelah diproduksi.

Keunggulan Susu UHT

Kelebihan-kelebihan susu UHT adalah simpannya yang sangat panjang

pada susuh kamar yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan pengawet dan

tidak perlu dimasukkan ke lemari pendingin. Jangka waktu ini lebih

lama dari umur simpan produk susu cair lainnya seperti susu

pasteurisasi. Selain itu susu UHT merupakan susu yang sangat

higienis karena bebas dari seluruh mikroba

(patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora sehingga

potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak

ada. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT menyebabkan

mutu sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat

gizi, relatif tidak berubah.

Proses pengolahan susu cair dengan teknik sterilisasi atau

pengolahan menjadi susu bubuk sangat berpengaruh terhadap mutu

sensoris dan mutu gizinya terutama vitamin dan protein. Pengolahan

susu cair segar menjadi susu UHT sangat sedikit pengaruhnya terhadap

kerusakan protein. Di lain pihak kerusakan protein sebesar 30 persen

terjadi pada pengolahan susu cair

menjadi susu bubuk.

Kerusakan protein pada pengolahan susu dapat berupa terbentuknya

pigmen coklat (melanoidin) akibat reaksi Mallard. Reaksi Mallard

adalah reaksi pencoklatan non enzimatik yang terjadi antara gula dan

protein susu

akibat proses pemanasan yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama

seperti pada proses pembuatan susu bubuk. Reaksi pencoklatan

tersebut menyebabkan menurunnya daya cerna protein.

Proses pemanasan susu dengan suhu tinggi dalam waktu yang cukup lama

juga dapat menyebabkan terjadinya rasemisasi asam-asam amino yaitu

perubahan konfigurasi asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Tubuh

manusia umumnya hanya dapat menggunakan asam amino dalam bentuk L.

Dengan demikian proses rasemisasi sangat merugikan dari sudut

pandang ketersediaan biologis asam-asam amino di dalam tubuh.

Reaksi pencoklatan (Mallard) dan rasemisasi asam amino telah

berdampak kepada menurunnya ketersedian lisin pada produk-produk

olahan susu. Penurunan ketersediaan lisin pada susu UHT relatif

kecil yaitu hanya mencapai 0-2 persen. Pada susu bubuk penurunannya

dapat mencapai 5-10 persen.

Tip Penggunaan Susu UHT :

1. Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka susu tersebut harus

disimpan

pada refrigerator.

2. Susu UHT harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi (di

atas 50

derajat Celcius) karena dapat terjadi gelasi yaitu pembentukan gel

akibat kerusakan protein.

3. Kerusakan susu UHT sangat mudah dideteksi secara visual, ciri

utama yang

umum terjadi adalah kemasan menggembung. Gembungnya kemasan terjadi

akibat kebocoran kemasan yang memungkinkan mikroba-mikroba pembusuk

tumbuh dan memfermentasi susu. Fermentasi susu oleh mikroba pembusuk

menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan gembung.

4. Kerusakan juga ditandai oleh timbulnya bau dan rasa yang masam.

Selain

menghasilkan gas, aktivitas fermentasi oleh mikroba pembusuk juga

menghasilkan alkohol dan asam-asam organik yang menyebabkan susu

menjadi

berflavor dan beraroma masam.

5. Hindari mengkonsumsi susu UHT yang telah mengental. Fermentasi

susu oleh

bakteri pembusuk juga pembusuk juga menyebabkan koagulasi dan

pemecahan

protein akibat penurunan pH oleh asam-asam organik. Koagulasi dan

pemecahan protein inilah yang menyebabkan tekstur susu rusak yaitu

menjadi pecah dan agak kental. (sh)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Susu UHT, Bernilai Gizi Lebih
indosiar.com - Banyak orang tua yang mengaku merasa kebingungan dengan
banyaknya jenis susu yang beredar di pasaran. Susu-susu itu
"mengklaim",
sebagai yang paling lengkap kandungan nutrisinya apalagi jika susu
tersebut dikatakan ditambah dengan zat penting untuk perkembangan otak.

Susu adalah minuman yang sangat menyehatkan dengan kandungan gizinya
yang terhitung lengkap. Karena itu susu dianjurkan bagi semua kalangan.
Untuk perkembangan sosok anak, minum susu merupakan salah satu sumber
kalsium. Karena itu membiasakan minum susu, adalah hal yang penting.
Bagi balita berusia 0 bulan hingga 2 tahun, minum Air Susu Ibu (ASI)
adalah yang paling baik. Jika tidak bisa hingga 2 tahun, minimal bayi
minum ASI ekslusif hingga 6 bulan, tanpa makanan pendamping lainnya.

Setelah berumur 1 tahun keatas, anak dapat diberikan susu lain yaitu
susu pasteurisasi, susu kental manis, susu bubuk, susu sterilisasi
konvensional, dan susu Ultra High Temperature (UHT).

Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas
sekitar 72 - 75 derajat
Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen.
Susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5 - 6 derajat
celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari.

Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing atau sapi yang
sehat dan bersih. Susu diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan
kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan
belum mendapat perlakuan apapun.

Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi dengan
zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian dikeringkan. Umumnya
pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer.
Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang
baik dan benar. Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu
susu bubuk berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak
(partly skim milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk
prowder).

Sedangkan susu UHT merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan
dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derajat
celcius) selama 2-5 detik. Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk
membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan
spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan
nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang
relatif tidak berubah seperti susu segarnya.

Dari berbagai susu tersebut, yang paling disarankan adalah susu UHT.
Karena berdasarkan beberapa penelitian, menyebutkan susu yang diproses
secara UHT dapat mempertahankan nilai gizi lebih baik daripada proses
pengolahan lainnya. Indikatornya adalah prosentase kerusakan lisin atau
asam amino pembatas.

Seiring dengan kemajuan teknologi, susu UHT kemudian dikemas menggunakan
enam lapis kertas, plastik polyethylene, dan alumunium foil yang mampu
melindungi susu dari udara luar, cahaya, kelembaban, aroma luar, dan
bakteri. Susu UHT dalam kemasan aseptik ini tahan disimpan dalam suhu
kamar sampai 10 bulan, tanpa bahan pengawet. Dengan kemasan tersebut,
susu terhindar dari bakteri perusak minuman dan tetap segar serta aman
untuk dikonsumsi.

Susu UHT juga merupakan susu yang sangat higienis karena bebas dari
seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora
sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir
tidak ada. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT menyebabkan
mutu sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi,
relatif tidak berubah.

Bagi anak, berikan susu UHT dengan rasa plain. Karena lebih sedikit
gula serta zat artificial didalam susu tersebut. Apabila kemasan susu
UHT telah dibuka, maka susu tersebut harus disimpan pada kulkas karena
susu UHT harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi (di atas 50
derjat Celcius), sebab dapat terjadi gelasi yaitu pembentukan gel akibat
kerusakan protein.

Harga susu UHT memang sedikit lebih mahal dari susu bubuk, namun demi
kualitas anak, tidak perlu keraguan untuk membelinya. Hal ini diperlukan
karena berdasarkan survei perusahaan riset global Canadean (2004),
konsumsi susu sapi segar di Indonesia termasuk paling rendah di Asia.

Dan menurut catatan Prof. Ali Khomsan, guru besar ilmu pangan dan gizi
IPB, meski tingkat konsumsi susu di Indonesia naik sebesar 4,68
l/kapita/tahun menjadi 6,5 l/kapita/tahun (2000) namun masih tertinggal
dibanding tingkat konsumsi susu di Malaysia yang mencapai 20
l/kapita/tahun dan butuh waktu 600 tahun untuk mencapai tingkat konsumsi
susu di Amerika Serikat yang mencapai 100 l/kapita/tahun. (berbagai
sumber/Idh)

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: