Daisypath Anniversary Years Ticker
Lilypie Kids birthday TickerLilypie Kids birthday Ticker


Rabu, 14 April 2010

Amnesia, Demensia & Delirium

Mumpung lagi hot berita tentang Demensia, dan ada yang ngirim artikel ini, ya saya share saja ya, semoga bermanfaat.


AMNESIA, DEMENSIA & DELIRIUM

Dalam kehidupan sehari-hari, melupakan sesuatu dianggap hal biasa.Lupa nama seseorang yang menyapa kita di jalan, lupa di mana menaruh kunci, atau lupa apa yang baru saja hendak dikerjakan.Namun, ternyata persoalan lupa tidaklah sesederhana yang kita bayangkan.Sebaliknya, sungguh rumit, sekompleks sistem otak manusia.

Fungsi dasar otak, antara lain melihat, merasa, meraba, bergerak, keseimbangan, mendengar, dan pengaturan fungsi organ tubuh. Adapun fungsi luhur otak mencakup intelektual kognitif, ingatan, perilaku, dan emosi.

Otak memiliki sekitar 100 miliar sel dengan kecepatan berkembang neuron atau sel otak 50.000-100.000 per detik. Sebagiannya akan mati. Sel-sel mengatur diri menjadi kluster. Kluster yang rapat disebut modul, sedang kluster yang menjalin hubungan komunikasi dengan modul lain disebut sirkuit.

Apa sebenarnya yang dinamakan Amnesia, Demensia & Delirium..??

1. AMNESIA
Amnesia adalah suatu kondisi yang mengacu pada hilangnya memori, seperti kejadian, informasi dan berbagai pengalaman. Meski terkadang ada penderita amnesia yang tak tahu siapa diri mereka, seperti di tayangan film dan televisi, namun secara umum kondisi itu tidak sampai memicu kehilangan identitas diri. Sebenarnya para penderita amnesia, atau kerap disebut amnestic syndrome, biasanya tahu siapa diri mereka. Tapi memang mereka sulit menyerap informasi baru dan membangun memori baru.

Amnesia bisa disebabkan oleh kerusakan pada area di sekitar otak yang biasa digunakan untuk proses mengingat. Dan tak seperti penderita yang kehilangan memori untuk sementara waktu (transient global amnesia), amnestic syndrome ini kemungkinan besar permanen. Sejauh ini tak ada perlakuan khusus pada amnesia, namun sejumlah teknik untuk meningkatkan daya ingat di samping upaya untuk mendukung mereka secara psikologis diyakini cukup ampuh membantu penderita amnesia.

Gejala :
Ada dua hal utama pada penderita amnesia:
• Gangguan kemampuan mempelajari atau menyerap informasi baru akibat serangan amnesia (anterograde amnesia)
• Gangguan kemampuan mengingat kembali kejadian-kejadian lalu dan informasi yang baru diberikan (retrograde amnesia)

Gejala lain :
Ada juga tanda-tanda atau gejala lain dari amnesia, tapi ini tergantung pada penyebabnya, seperti:
• Kesalahan dalam pengumpulan memori (rekaan). Biasanya memori yang sudah didapat kembali itu tak dapat disimpan sesuai dengan waktunya
• Gangguan syaraf seperti gerakan-gerakan tak terkendali, gemetar dan juga kejang-kejang
• Kebingungan atau disorientasi

2. DEMENSIA
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.

Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak. Tetapi demensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia diatas 60 tahun. Namun demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak bisa menyebabkan hilangnya beberapa ingatan (terutama ingatan jangka pendek) dan penurunan beberapa kemampuan belajar. Perubahan normal ini tidak mempengaruhi fungsi.

Lupa pada usia lanjut bukan merupakan pertanda dari demensia maupun penyakit Alzheimer stadium awal. Demensia merupakan penurunan kemampuan mental yang lebih serius, yang makin lama makin parah. Pada penuaan normal, seseorang bisa lupa akan hal-hal yang detil; tetapi penderita demensia bisa lupa akan keseluruhan peristiwa yang baru saja terjadi.

GEJALA
Demensia biasanya dimulai secara perlahan dan makin lama makin parah, sehingga keadaan ini pada mulanya tidak disadari. Terjadi penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan untuk mengenali orang, tempat dan benda.

Penderita memiliki kesulitan dalam menemukan dan menggunakan kata yang tepat dan dalam pemikiran abstrak (misalnya dalam pemakaian angka). Sering terjadi perubahan kepribadian.

Demensia karena penyakit Alzheimer biasanya dimulai secara samar. Gejala awal biasanya adalah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi; tetapi bisa juga bermula sebagai depresi, ketakutan, kecemasan, penurunan emosi atau perubahan kepribadian lainnya.

Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara; penderita menggunakan kata-kata yang lebih sederhana, menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat. Ketidakmampuan mengartikan tanda-tanda bisa menimbulkan kesulitan dalam mengemudikan kendaraan. Pada akhirnya penderita tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya.

Demensia karena stroke kecil memiliki perjalanan penyakit dengan pola seperti menuruni tangga.
Gejalanya memburuk secara tiba-tiba, kemudian agak membaik dan selanjutnya akan memburuk kembali ketika stroke yang berikutnya terjadi. Mengendalikan tekanan darah tinggi dan kencing manis kadang dapat mencegah stroke berikutnya dan kadang terjadi penyembuhan ringan.

Beberapa penderita bisa menyembunyikan kekurangan mereka dengan baik. Mereka menghindari aktivitas yang rumit (misalnya membaca atau bekerja). Penderita yang tidak berhasil merubah hidupnya bisa mengalami frustasi karena ketidakmampuannya melakukan tugas sehari-hari. Penderita lupa untuk melakukan tugasnya yang penting atau salah dalam melakukan tugasnya.

3. DELIRIUM
Delirium adalah keadaan yang yang bersifat sementara dan biasanya terjadi secara mendadak, dimana penderita mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan perhatiannya dan menjadi linglung, mengalami disorientasi dan tidak mampu berfikir secara jernih.

PENYEBAB
Delirium merupakan suatu keadaan mental yang abnormal, bukan suatu penyakit; dengan sejumlah gejala yang menunjukkan penurunan fungsi mental. Berbagai keadaan atau penyakit (mulai dari dehidrasi ringan sampai keracunan obat atau infeksi yang bisa berakibat fatal), bisa menyebabkan delirium.

Keadaan ini paling sering terjadi pada usia lanjut dan penderita yang otaknya telah mengalami gangguan, termasuk orang yang sakit berat, orang yang mengkonsumsi obat yang menyebabkan perubahan fikiran atau perilaku dan orang yang mengalami demensia.

Penyebab Delirium:
a. Alkohol, obat-obatan dan bahan beracun
b. Efek toksik dari pengobatan.
c. Kadar elektrolit, garam dan mineral (misalnya kalsium, natrium atau magnesium) yang tidak normal akibat pengobatan, dehidrasi atau penyakit tertentu
d. Infeksi akut disertai demam
e. Hidrosefalus bertekanan normal, yaitu suatu keadaan dimana cairan yang membantali otak tidak diserap sebagaimana mestinya dan menekan otak
f. Hematoma subdural, yaitu pengumpulan darah di bawah tengkorak yang dapat menekan otak.
g. Meningitis, ensefalitis, sifilis (penyakit infeksi yang menyerang otak).
h. Kekurangan tiamin dan vitamin B12
i. Hipotiroidisme maupun hipotiroidisme
j. Tumor otak (beberapa diantaranya kadang menyebabkan linglung dan gangguan ingatan)
k. Patah tulang panggul dan tulang-tulang panjang
l. Fungsi jantung atau paru-paru yang buruk dan menyebabkan rendahnya kadar oksigen atau tingginya kadar karbon dioksida di dalam darah
m. Stroke.

GEJALA
Delirium dapat diawali dengan berbagai gejala, dan kasus yang ringan mungkin sulit untuk dikenali.
Tingkah laku seseorang yang mengalami delirium bervariasi, tetapi kira-kira sama seperti orang yang sedang mengalami mabuk berat. Ciri utama dari delirium adalah tidak mampu memusatkan perhatian.
Penderita tidak dapat berkonsentrasi, sehingga mereka memiliki kesulitan dalam mengolah informasi yang baru dan tidak dapat mengingat peristiwa yang baru saja terjadi.

Hampir semua penderita mengalami disorientasi waktu dan bingung dengan tempat dimana mereka berada. Fikiran mereka kacau, mengigau dan terjadi inkoherensia.

Pada kasus yang berat, penderita tidak mengetahui diri mereka sendiri. Beberapa penderita mengalami paranoia dan delusi (percaya bahwa sedang terjadi hal-hal yang aneh). Respon penderita terhadap kesulitan yang dihadapinya berbeda-beda; ada yang sangat tenang dan menarik diri, sedangkan yang lainnya menjadi hiperaktif dan mencoba melawan halusinasi maupun delusi yang dialaminya.

Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka sering terjadi perubahan perilaku. Keracunan obat tidur menyebabkan penderita sangat pendiam dan menarik diri, sedangkan keracunan amfetamin menyebabkan penderita menjadi agresif dan hiperaktif.

Delirium bisa berlangsung selama berjam-jam, berhari-hari atau bahkan lebih lama lagi, tergantung kepada beratnya gejala dan lingkungan medis penderita. Delirium sering bertambah parah pada malam hari (suatu fenomena yang dikenal sebagai matahari terbenam). Pada akhirnya, penderita akan tidur gelisah dan bisa berkembang menjadi koma (tergantung kepada penyebabnya).

Tidak ada komentar: